Jumat, 18 Maret 2011

Muhammad Al-Karaji, Sang Pelopor Mesin Air

Muhammad Al-Karaji, Sang Pelopor Mesin Air

Di era keemasan Islam, para ilmuwan Muslim memang telah menguasai bidang hidrologi. Penguasaan di bidang ini meliputi masalah penyediaan berbagai sarana air bersih, pengendalian gerakan air, serta penemuan berbagai teknologi hidrologi. 

Ilmuwan Muslim pada masa itu telah mampu mengintegrasikan, mengadaptasi dan memperbaiki teknik irigasi dan metode distribusi air warisan dari keahlian lokal atau  peradaban kuno.  Pada awal abad ke-8 M, peradaban Islam telah menguasai teknologi mesin air.

Hal itu diungkapkan Mohammed Abattouy dalam karyanya bertajuk Muhammad Al-Karaji: A Mathematician Engineer from the Early 11th Century.  Menurut Abattouy, pengusaan teknologi  mesin air di dunia Islam telah melahirkan sebuah revolusi pertanian yang berbasis pada penguasaan  di bidang hidrologi.

Karya Sang Ilmuwan

Dedikasinya yang tinggi dalam bidang matematika dan mesin membuatnya banyak menghasilkan karya yang monumental. Carl Brockelman dalam karyanya  Geschichte der Arabischen Litteratur, menyebutkan,  al-Karaji berhasil menulis  Kitab Inbat al-Miyah al-Khafiya (Book on the Extraction of Hidden Waters). 


Selain itu, al-Karaji juga menulis sederet karya lainnya.  Sayangnya beberapa karyanya yang penting itu telah hilang. Berikut ini adalah sederet  karya yang pernah ditulisnya seperti;   Nawadir al-Ashkal,  'Ilal Hisab al-Jabr wa-'I-Muqabala),  Uqud al-Abniya, Kitab fi Hisab al-Hind,  Kitab fi al - 'istiqra' bi-'l-takht, al-Madkhal ila 'Ilm al-Nujum, Kitab al-Muhit fi' l-Hisab, Kitab al-Ajdhar, Hawla Tasnif,  Kitab al-Judhur, dan Risalat al-Khta'ayn 'Adil Anbuba.


Berikut ini empat judul buku tentang matematika dan mesin hidrolis yang menarik perhatian adalah   Al-Fakhri fi 'l-jabr wa 'l-muqabala, tentang aljabar;  al-Badi' fil-Hisab tentang   aritmatika;  al-Kafi fil-Hisab, tentang aritmatika; serta   Inbat al-Miyah al-Khafiya,. 


Bukunya bertajuk  al-Fakhri fil-Jabr wal-Muqabala, begitu berpengaruh dan telah dipelajari oleh Franz Woepcke pada pertengahan ke-19 M.  Franz Woepcken dalam karyanya  Extraits du Fakhri Traite d'Algebre, mengungkapkan, dalam karyanya itu, al-Kajari menjelaskan  tentang aritmatika dari Diophantu.


Sejarawan sains modern memandang  al-Karaji sebagai ahli matematika berkaliber tertinggi. Karyanya yang kekal pada bidang matematika masih diakui hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam pembentukan hukum dan perluasan bentuk).


Al-Karaji dianggap sebagai ahli  matematika terkemuka dan pandang sebagai orang pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris  yang merupakan produk aritmatika Yunani  dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini. 


Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz Woepcke (dalam  Extrait du Fakhri, traite d'Algèbre par abou Bekr Mohammed Ben Alhacan Alkarkhi, Paris, 1853), memuji Al-Karaji  sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus.


Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga Pascal. Dia juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat  penting hasilnya dalam integral kalkulus. 


"Ia juga mengunakan sebuah bukti induksi matematika untuk membuktikan  theorem binomial (suku dua) dan segitiga Pascal," jelas  Victor J Katz, dalam karyanya  History of Mathematics: An Introduction, Reading. 


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews